Selamat Datang di Blog Linna Andriany, semoga segala tulisan yang saya poskan dapat bermanfaat... Terimakasih atas kunjungannya :D.
RSS

Hallo...Assalamualaikum..

Hallo...Assalamualaikum..

Monday, May 30, 2011

Rangkuman Matkul Pendidikan kewarganegaraan PGSD


BAB I
WAWASAN NUSANTARA

1.1 Latar Belakang
            Salah satu Persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintahan yang diakui.Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1.2 Pengertian Wawasan Nusantara
            Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan(Wawas), yang berarti melihat, memandang (penglihatan, meninjau); sedangkan Nusantara(Mesos), yang berarti Pulau dan antara(berada diantara). Menurut KBBI, Wawasan Nusantara adalah Cara pandang suatu bangsa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam hubungan antar Negara yang merupakan hasil renungan filsafat tentang diri dan lingkungannyadan memperhatikan sejarah dan konsisi sosial budaya serta memanfaatkan konstelsi geografis guna menciptakan dorongan dan rancangan dalam usaha mencapai tujuan. Jadi pada hakekatnya, Wawasan  Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara diatasnya sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan-keamanan.

1.3 Cara Pandang Bangsa Indonesia
Cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah NKRI meliputi darat, laut, dan udara. Sedangkan cara pandang bangsa indonesia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarakan idenasional meliputi pancasila dan UUD 1945. Keduanya merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai dalam tata hidup dalam encapai tujuan nasional.


1.4 LEMHANAS 1995
            Cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang serba terhubung dan pengembanganya ditengah-tengah bangsa. Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang serba nusantara dalam dunia yang serba berubah berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dengan memperhatikan sejarah dan budaya serta memanfaatkan kondisi dan konstelansi geografis dalam upaya mewujudkan aspirasi Bangsa dan mencapai tujuan Nasional dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional. Wawasan Nusantara diterima dan di syahkan berdasarkan TAP MPR No.IV/MPR/1973 Tanggal 22 Maret 1973, TAP MPR No. IV/MPR/1978 Tentang GBHN, dan TAP MPR No. II/MPR/1983 Tanggal 12 Maret 1983.

1.5 Wajah Wawasan Nusantara
           Wajah wawasan nusantara meliputi ketahanan nasioanal, pembangunan nasional, pertahan dan keamanan, serta wawasan wilayah.

1.6 Konsep Geopolitik dan Geostrategi
            Geopolitik, berasal dari kata Geo dan Politikadalah bumi dan politik.Artinya pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan dasar rasional untuk mencapai tujuan tertentu dengan manusia diatas bumi yang menjadi subyeknya.Sedangkan, Geostrategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utama.konsep geopolitik dan geostrategi (maritime power) adalah mewujudkan kekuatan maritim yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.

1.7 Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Wawasan Nusantara
            Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Wawasan Nusantara diantaranya yaitu:
a.      Kerajaan Majapahit (Bhineka Tunggal Ika)
b.      Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 (Persatuan Bangsa)
c.       Proklamasi 17 Agustus 1945 Deklarasi Djuanda (Wilayah Perairan Indonesia)

Inovasi dan Pendidikan


 Pengertian Inovasi


            Kata inovasi dapat diartikan sebagai "proses” dan/atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan. Jadi, intinya inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan saja)

Pengertian Pendidikan

            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
  
Strategi Inovasi

            Kennedy (1987:163) juga membicarakan tentang strategi inovasi yang dikutip dari Chin dan Benne (1970) menyarankan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: Power Coercive (strategi pemaksaan), Rational Empirical (empirik rasional), dan Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang secara normatif).



1 Power Coercive (Strategi Pemaksaan)
            strategi pemaksaaan berdasarkan kekuasaan merupakan suatu pola inovasi yang sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah inovasi itu sendiri. Strategi ini cenderung memaksakan kehendak, ide dan pikiran sepihak tanpa menghiraukan kondisi dan keadaan serta situasi yang sebenarnya dimana inovasi itu akan dilaksanakan. Kekuasaan memegang peranan yang sangat kuat pengaruhnya dalam menerapkan ide-ide baru dan perubahan sesuai dengan kehendak dan pikiran-pikiran dari pencipta inovasinya. Pihak pelaksana yang sebenarnya merupakan obyek utama dari inovasi itu sendiri sama sekali tidak dilibatkan baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaannya. Para inovator hanya menganggap pelaksana sebagai obyek semata dan bukan sebagai subyek yang juga harus diperhatikan dan dilibatkan secara aktif dalam proses perencanaan dan pengimplementasiannya.
2 Rational Empirical (Empirik Rasional)
Asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa manusia mampu menggunakan pikiran logisnya atau akalnya sehingga mereka akan bertindak secara rasional. Dalam kaitan dengan ini inovator bertugas mendemonstrasikan inovasinya dengan menggunakan metode yang terbaik untuk memberikan manfaat bagi penggunanya. Di samping itu, startegi ini didasarkan atas pandangan yang optimistik seperti apa yang dikatakan oleh Bennis, Benne, dan Chin yang dikutip dari Cece Wijaya dkk (1991). Di sekolah, para guru menciptakan strategi atau metode mengajar yang menurutnya sesuai dengan akal yang sehat, berkaitan dengan situasi dan kondisi bukan berdasarkan pengalaman guru tersebut.
3 Normative-Re-Educative (Pendidikan yang Berulang Secara Normatif).
            Adalah suatu strategi inovasi yang didasarkan pada pemikiran para ahli pendidikan seperti Sigmund Freud, John Dewey, Kurt Lewis dan beberapa pakar lainnya (Cece Wijaya (1991), yang menekankan bagaimana klien memahami permasalahan pembaharuan, seperti perubahan sikap, skill, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia. Dalam pendidikan, sebuah strategi bila menekankan pada pemahaman pelaksana dan penerima inovasi, maka pelaksanaan inovasi dapat dilakukan berulang kali. Misalnya dalam pelaksanaan perbaikan sistem belajar mengajar di sekolah, para guru sebagai pelaksana inovasi berulang kali melaksanakan perubahan-perubahan itu sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan. Kecenderungan pelaksanaan model yang
demikian agaknya lebih menekankan pada proses mendidik dibandingkan dengan hasil dari perubahan itu sendiri. Pendidikan yang dilaksanakan lebih mendapat porsi yang dominan sesuai dengan tujuan menurut pikiran dan rasionalitas yang dilakukan berkali-kali agar semua tujuan yang sesuai dengan pikiran dan kehendak pencipta dan pelaksananya dapat tercapai.

 Perbedaan anatara Inovasi dan Perubahan dalam Pendidikan

            Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, mari kita lihat definisi yang diungkapkan oleh Nichols. Nichols menekankan perbedaan antara perubahan (change) dan inovasi (innovation) sebagaimana dikatakan, bahwa Perubahan mengacu kepada kelangsungan penilaian, penafsiran dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada yang diangap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi menurutnya adalah mengacu kepada ide, obyek atau praktek sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.

 Kendala yang Mempengaruhi Pelaksanaan Inovasi Pendidikan

            Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum antara lain adalah:
  1. Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi.
  2. Konflik dan motivasi yang kurang sehat.
  3. Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan.
  4. Keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi.
  5. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi.
  6. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi.
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut di atas, dan agar mau berubah terutama sikap dan perilaku terhadap perubahan pendidikan yang sedang dan akan dikembangkan, sehinga perubahan dan pembaharuan itu diharapkan dapat berhasil dengan baik, maka guru, administrator, orang tua siswa, dan masyarakat umumnya harus dilibatkan.

Penolakan Inovasi oleh Para Pelaksana Inovasi
           
            Ada beberapa hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima oleh para pelaksana inovasi di lapangan atau di sekolah,alasannya adalah  sebagai berikut:
  1. Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, penciptaan dan bahkan pelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide baru atau inovasi tersebut dianggap oleh guru atau sekolah bukan miliknya, dan merupakan kepunyaan orang lain yang tidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi sekolah mereka.
  2. Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan saat sekarang, karena sistem atau metode tersebut sudah mereka laksanakan bertahun-tahun dan tidak ingin diubah. Disamping itu sistem yang mereka miliki dianggap oleh mereka memberikan rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran mereka.
    Hal senada diungkapkan pula Day dkk (1987) dimana guru tetap mempertahankan sistem yang ada.
  3. Inovasi yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat (khususnya Depdiknas) belum sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh guru dan siswa.
  4. Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat merupakan kecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi dari pusat. Inovasi ini bisa terhenti kalau proyek itu selesai atau kalau finasial dan
    keuangannya sudah tidak ada lagi. Dengan demikian pihak sekolah atau guru hanya terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para inovator di pusat dan tidak punya wewenang untuk merubahnya.
  5. Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar sehingga dapat menekan sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang belum tentu sesuai dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.
           
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi

            Untuk mengatasi masalah dan kendala seperti diuraikan di atas, maka berikut ini adalah  faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, serta lingkup social dan masyarakat. 
1 Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya.
 2 Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekwen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3 Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembahruan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
4 Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
5 Lingkup Sosial Masyarakat.
 Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaklsanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.

Pembelajaran Drama dalam Bahasa Inggris di SD


 Pengertian Drama


Drama yang merupakan salah satu karya sastra memiliki beberapa pengertian, diantaranya sebagai berikut :
1        Kalau Anda membuka kamus Webster’s New World Dictionary (1989) Anda akan menjumpai entri atau lena “drama” (hlm. 413) dan theater or theatre (hlm. 1386). Drama diartikan sebagai “a literary composition that tell a story, usually of human conflict, by means of dialogue and action, to be performed by actors”. Atau dapat diartikan sebagai “suatu karangan yang mengisahkan suatu cerita yang mengandung konflik yang disajikan dalam bentuk dialog dan laga, dan dipertunjukkan oleh para aktor di atas pentas”, sedangkan kata “theater” diartikan sebagai ‘a place where plays, operas, films, etc. are presented”, atau diartikan sebagai “suatu tempat di mana lakon-lakon, opera-opera, film-film, dsb. dipertunjukkan”.
2        Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yang menyedihkan.
3        Dalam sejarahnya (Barranger, 1994) kata drama dan teater memiliki arti yang berbeda. Drama berasal dari bahasa Yunani ”dran” yang berarti ”to do” atau ”to act” (berbuat). Kata teater juga berasal dari Yunani ”theatron” yang berarti ”a place for seeing” (tempat untuk menonton), dengan demikian kata teater mengacu pada suatu tempat di mana aktor-aktor mementaskan lakon. Dengan kata lain, secara lebih mudah, kata drama diartikan sebagai lakon yang dipertunjukkan oleh para aktor di atas pentas, sedangkan teater diartikan  sebagai tempat lakon itu dipentaskan. Dengan demikian, seyogyanya kita bukan mengajak ’bermain teater’ tetapi ’bermain drama’, dan bukan ’menonton teater’ tetapi ’menonton drama di teater’.
4        Pengertian lain, drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu (dekor, kostum, rias, lampu, musik), serta disaksikan oleh penonton.

      Istilah Yang Memiliki Kedekatan Makna dengan Drama

               Ada sejumlah istilah yang memiliki kedekatan makna dengan drama, yaitu :
1        Sandiwara, istilah ini diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa ”sandhi” yang berarti ”rahasia”, dan ”warah” yang berarti ”pengajaran”. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.
2        Lakon, istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu:
1.      Cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film.
2.      Karangan yang berupa cerita sandiwara.
3.      Perbuatan, kejadian, peristiwa.
3        Tonil, istilah ini berasal dari bahasa Belanda yaitu ”toneel”, yang artinya ”pertunjukan”. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.
4        Teater, istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu ”theatron”, yang arti sebenarnya adalah ”dengan takjub memandang dan melihat”.
5        Pentas, pengertian sebenarnya adalah lantai yang agak tinggi, panggung, tempat pertunjukan, podium, mimbar, tribun.
6        Sendratari, kepanjangan akronim ini adalah seni drama dan tari, artinya pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.
7        Opera., artinya drama musik, drama yang menonjolkan nyanyian dan musik.
8        Operet, artinya opera kecil, singkat, dan pendek.
9        Tablo, yaitu drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.
  
  Bentuk-Bentuk Drama

Drama sendiri memiliki beberapa bentuk yang dilihat dari beberapa aspek, diantaranya :
1        Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua:
1.      Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
2.      Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2        Berdasarkan sajian isinya, drama dibedakan menjadi tiga:
1.      Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
2.      Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
3.      Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3        Berdasarkan kuantitas cakapannya, drama dibedakan menjadi tiga:
1.      Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
2.      Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
3.      Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4        Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya, drama dibedakan menjadi tiga:
1.      Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
2.      Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
3.      Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
5        Bentuk-bentuk lain drama diantaranya:
1.      Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
2.      Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
3.      Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18).
4.      Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
5.      Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau keruntuhan tokoh utama
6.      Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
7.      Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
8.      Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
  
     Perbedaan Drama dan Teks Sastra Lainnya

Drama yang merupakan salah satu karya sastra, ternyata juga memiliki beberapa perbedaan dibandingkan teks sastra lainnya, perbedaan tersebut diantaranya :
1        Apa yang membedakan teks drama dengan teks cerita rekaan?, Anda tentu saja masih ingat bahwa dalam novel ”Belenggu” karya Armijn Pane, pengarangnya menceritakan kisahannya dengan melibatkan tokoh-tokoh Tono, Tini, Yah lewat kombinasi antara dialog dan narasi. Sementara itu, dalam teks drama yang lebih mendominasi adalah dialog. Narasi hanya terbatas berupa petunjuk pementasan yang disebut sebagai teks sampingan. Lewat petunjuk pementasan (yang kebanyakan dicetak miring) itulah pengarang naskah drama memberi arahan penafsiran agar tidak terlalu melenceng dari apa yang sebenarnya dikehendaki.
2        Ciri khas apa yang terdapat dalam drama?, Ada gerak seperti mengacungkan tangan, membentak, dan ketakutan. Dengan demikian, penulis lakon membeberikan kisahannya tak cukup jika hanya dibaca. Dibutuhkan gerak. Itulah yang disebut action pementasan di panggung. Penulis lakon membayangkan action para aktornya dalam bentuk dialog. Dan dialoglah bagian paling penting dalam drama. Lewat dialoglah kita bisa melacak emosi, pemikiran, karakterisasi, yang kesemuanya itu terhidang di panggung lewat action alias gerak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila seorang pakar drama kenamaan Moulton menyebut drama sebagai ’life presented in action’, alias drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Dengan demikian, secara lebih ringkas drama adalah salah satu bagian dari genre sastra yang menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog, yang dirancang untuk pementasan di panggung (Sudjiman, 1990).

            Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama

            Unsur Intrinsik Drama
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan didalam teks karya sastra itu sendiri. Sedangkan unsur intrinsik untuk drama itu sendiri terdiri dari :
1.      Tema , yaitu ide/gagasan utama cerita drama
2.      Tokoh, yaitu pelaku dalam cerita drama
3.      Penokohan/Perwatakan, yaitu penggambaran keadaan batin dan fisik tokoh sehingga dapat membedakan tokoh satu dengan yang lainnya.
4.      Latar, yaitu tempat dan waktu kejadian peristiwa drama
5.      Pesan/Amanat, yaitu sesuatu/maksud yang ingin disampaikan pengarang.
            Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur luar drama, seperti nilai moral, nilai sosial, nilai agama, kebudayaan, dan lain-lain.

            Contoh Drama

Dari uraian diatas, berikut adalah salah satu contoh teks drama berjudul ”Timun Mas”:

Narrator            : A long, long time ago, there was a peasent couple. They lived in a village near a forest. They lived happily. Unfortunately, they didn’t have any children yet. Everyday, they prayed to God for a child.

Mother               : Oh, God …please give us a child. I promise I will always protect my child. Please answer our prayer. Thank’s God.

Narator             : One day the Green Giant, Buto Ijo, Passed by their house. He heard what they were praying for.

Mother               : Oh, my God!, who are you?
Giant                  : I’m Buto Ijo.
Father                 : Who’s that, honey?
Mother               : Oh husband, Buto Ijo is in front of our home. I’m scared, he will kill both of us.
Giant                  : Whoa…ha…ha…don’t be afraid. I’m not going to kill you. But I will fulfill your request to have a child.
Father                 : What? Are you kidding?
Giant                  : No…no… I’m serious. If you don’t believe me, it doesn’t matter.
Mother               : All right…all right. My husband, let’s see what he can do to help us.
Giant                  : Look, here are some cucumber seeds. Plant these seeds, then you’ll get a daughter.
Fatger                 : Do you mean it? It’s so easy.
Giant                  : Yes, I mean it. But remember, on her seventeenth birthday, I’ll come back to take the girl.
Mother               : Oh, husband…please I want a child. Let’s try his offer.
Father                 : But…but…alright, alright. Okay, I’ll take your offer.
Mother               : Oh, Thank you, Buto Ijo.
Giant                  : Whoa…ha…ha… see you again seventeen years from now. And remember your promise.

Narator             : The couple planted the seeds. Months later a golden cucumber grew in the yard. The cucumber was getting bigger and bigger each day. When it was ripe, they picked it.

Father                 : Wife, take a look at this cucumber. What a big one.
Mother               : It is, husband. I think it’s time for us to open it up. Don’t you think so?
Father                 : Yes, let’s cut it into two.

Narator             : Carefully, they cut the cucumber into two. To their surprise, they found a beautiful baby girl inside the cucumber. How joyful they were.

Mother               : Look, husband! There is a baby girl inside this cucumber.
Father                 : Yes, there is. Oh, God, Thank you so much … thank you so much.
Mother               : I think I will name her Timun Mas, husband.
Father                 : I agree with you because she came from the cucumber and she is really cute and has fair skin.

Narator             : Years passed by and Timun Mas grew into a lovely girl. Her parents were very proud of her but their hearts hurt so bad when they remembered their promise to Buto Ijo. The couple then remembered that there was a sacred hermit living in the mountain. So, they went there for help.

Mother               :  Please, good hermit, help us. Don’t let Buto Ijo take our dearest daughter. She’s been with us for seventeen years.
Father                 : Yes, good hermit. I can’t do anything to prevent him. What shall we do? Please help us.
Hermit                : Please stop crying. Here is a bundle. There are four things and messages inside. They will help Timun Mas run away from the giant.
Father                 : Thank you, good hermit.

Narator             : On timun Mas’s seventeenth birthday, Buto Ijo came for the couple’s promise.

Giant                  : Whoa…ha…ha… Hey, peasant…Where is your daughter? I come here to pick her up. Rememberthe promise you said to me.
Father                 : Be patient…Buto Ijo…Timun Mas, my daughter is playing in the field.
Giant                  : Huh…I know you’re lying. But never mind I’ll find her by my self.
Father                 : Timun Mas, come here, child. Take this bundle. It containts each of them when the giant gets closer to you. These will help you get away from the giant. Run as fast as you can.



Narator             : The giant chased Timun Mas and he was getting closer and closer. Timun Mas then took a handful of salt from the bundle. She spread out the salt. Suddenly a wide sea appeared between them. The giant had to swim to reach her.

Giant                  : Ho…ho…You think you can run away from me. No way…Whoa…ha…ha…ha…C’mon I’ll get you.
Timun Mas         : Oh, no…He’s closer right behind me.

Narrator            : Timun Mas was still running, but now the giant almost caught her. Quickly, she took the chili seeds and threw them at the giant. The seeds and threw them at the giant. The seeds suddenly grew into some trees and trapped the giant. The trees grew some thorns as sharp as a knife. The giant screamed painfully.

Giant                  : Ouchh…Ouchhh…This girl is not nice!. You want to play with me. Okay, what’s the game, huh?
Timun Mas         : Oh, No! He is still chasing me. I must run…

Narrator            : But the giant was very strong. Again he almost caught Timun Mas. So, Timun Mas took the cucumber seeds. She threw them onyo the ground and suddenly they became a wide cucumber field.

Giant                  : Hey, what’s this? Cucumbers are everywhere. Hm…delicious. Okay, I’ll stop a moment. I’m Thirsty.Hm…yummy…yummy…
Timun Mas         : Hoshhh….Hosh…Oh, I’m out of breath. But the giant was eating the cucumbers. This is my chance to run away.
Giant                  : Whooooaaahh…! I’m very sleepy. I want to sleep first. After that I’ll find Timun Mas. Wait for me girl, I’ll come and make you my dinner tonight.

Narrator            : Timun Mas kept on running as fast as she could. But soon she was very tired herself. And things were getting worse too! The giant had woken up.

Giant                  : Whoooaaahhh….! Hm… I’m fresh again. Hey…Timun Mas. You can’t run away from me. I’ll get you. Hohoho…where are you? C’mon…C’mon…, girl.
Timun Mas         : Oh, God. He has woken up. What shall I do, God? Please help me. This is my last hope.

Narrator            : Desperately she then threw her last weapon, the shrimp paste. The paste turned into a bis swamp.

Giany                 : Oh, no what is this? It’s so sticky and smells fishy! Timun Mas…! I swear I will swallow you as soon as I cathch you!

Narrator            : The giant fell into the swamp but his hands almost reached Timun Mas. Suddenly the swamp pulled him the bottom.

Giant                  : Oh, no…help…help…help…

Narrator            : The giant panicked for the couldn’s breathe. Finally he drowned. Timun Mas was very relieved. She was safe now. From then on, Timun Mas lived happily with her parents with no fear anymore.